Senin, 17 Maret 2014

RINGKASAN BUKU THEORIES OF LEARNING BAB 7




RINGKASAN

Judul Buku        :  Theories of Lerning, 7th edition
Pengarang         : B.R. Hergenhahn, Matthew H. Olson



DIMAS PANDHU NARASANDI
5101413030
nuanza-ok.blogspot.com

Bab 7
Ivan Petrovich Pavlov


P
avlov lahir di Rusia pada (1849), dan meninggal disana pada (1936). Ayahnya adalah pendeta, dan Pavlov pada mulanya belajar untuk menjadi pendeta. Dia berubah pikiran dan menghabiskan sepangjang hidupnya untuk mempelajari fisiologi. Pada 1904, dia memenangkan hadiah Nobel untuk karyanya dibidang fisiologi pencernaan. Dia baru memulai studi refleks yang dikondisikan pada usia 50 tahun.
(Gb. Anjing dengan esopagheal dan cairan perut. Susunan seperti ini memungkinkan anjing diberi makan, namun mkann tidak akan mencapai perut.)
Melalui Pavlov, kita melihat pentingnya penemuan tidak sengaja, atau penemuan aksidental, dalam ilmu pengetahuan. Metode studi pencernaan Pavlov, menggunakan cara pembedahan pada anjing yang memungkinkan cairan perut mengalir melalui sesuatu hiliran (fistula) keluar dari tubuh, dan cairan itu ditampung.
Pavlov memulai karier keduanya dengan mendalami studi refleks psikis pada usia 50 tahun, sedangkan dia mengawali karier ketiganya dengan mendalami studi aplikasi karyanya pada pengkondisian penyakit mental pada usia 80 tahun. Studi ini diwujudkan dalam bentuk buku berjudul Conditioned Reflexes and Psychiatry (1941), yang oleh banyak orang dianggap memberikan kontribusi yang signifikan untuk psychiatry.
Thorndike menggabungkan asosiationisme, Darwinisme, dan ilmu eksperimental, Thorndike menyajikan psikologi objektif terbaik di Amerika saat itu. Dia adalah bagian penting dari gerakan fungsionalis, yang merupakan salah satu gerakan psikologi utama di Amerika. Dibawah pengaruh Darwin, perhatian utama dan fungsionalis adalah soal survival, yang tentu saja menyangkut adaptasi terhadap lingkungan.

OBSERVASI EMPIRIS
Perkembangan Refleks yang Dikondisikan
Istilah pengkondisian Pavlovian dan pengkondisian klasik adalah sama. Unsur yang dibutuhkan untuk melahirkan pengkondisian Pavlovian atau klasik adalah:
1)       Unconditioned Stimulus / US (stimulus yang tak dikondisikan), yang menimbulkan respons alamiah atau otomatis dari organisme;
2)       Unconditioned Response/ UR (respon yang tidak dikondisikan), yang merupakan respons alamiah dan otomatis yang disebabkan oleh US
3)       Conditioned Stimulus / CS (stimulus yang dikondisikan), yang merupakan stimulus netral karena ia tidak menimbulkan respons alamiah atau otomatis pada organisme.

Pavlov berpendapat bahwa UR dan CR selalu merupakan jenis respons yang sama; jika UR adalah keluarnya liur, maka CR juga keluarnya liur. Namun, besarnya CR selalu lebih sedikit ketimbang UR. Pavlov, yang mengukur besaran respons dengan menghitung tetsan air liur, menemukan bahwa US menimbulkan lebih banyak tetsan air liur ketimbang CS.

Pelenyapan Eksperimental
Pelenyapan terjadi ketika CS disajikan kepada organisme tanpa diikuti dengan penguatan. Dalam studi pengkondisian klasik, penguatan adalah US.

Pemulihan Spontan
Beberapa waktu setelah pelenyapan, jika CS sekali lagi dihadirkan, maka CR akan dipulihkan secara spontan (spontaneous recovery).

Pengkondisian Tingkat Tinggi
Mari kita pasangkan, kedipan cahaya (CS), dengan penyajian makanan (US). Makanan akan menyebabkan hewan mengeluarkan liur, dan setelah CS dan US beberapa kali dipasangkan, maka penyajian cahaya saja akan menyebabkan hewan akan mengeluarkan liur. Keluarnya air liur setelah ada kedipan cahaya, tentu saja adalah respons yang dikondisikan.
Sekarang cahaya itu sudah menimbulkan air liur, dan ia dapat dipasangkan lagi dengan CS kedua, misalnya suara dengungan. Setelah beberapa kali dipasangkan, suara saja sudah menyebabkan hewan mengeluarkan liur. Ini dinamakan pengkondisian tingkat kedua. Properti penguat sekunder dipakai untuk mengkondisikan respon terhadap stimulus baru. CS ini dinamakan secondary reinforcer (penguat sekunder).        US dinamakan primary reinforcer (penguat primer). Melalui pemasangannya dengan cahaya, suara dengung menjadi penguat sekunder, dan karenanya dapat dipakai untuk mengkondisikan respons ke simulus baru, nada 2.000-cps. Ini adalah pengkondisian tingkat ketiga. Pengkondisian tingkat kedua dan ketiga ini dinamakan higher-order conditioning (pengkondisian tingkat tinggi).

Generalisasi
Untuk mengilustrasikan generalization (generalisasi), kita kembali ke prosedur pengkondisian dasar. Ada hubungan konsep generalisasi Pavlov dengan penjelasan transfer training dari Thorndike. Generalisasi dan transfer menjelaskan bahwa kita dapat memberikan reaksi yang telah dipelajar untuk situasi yang belum pernah kita jumpai sebelumnya; yakni kita merespons situasi baru seperti ketika kita merespons situasi yang serupa yang sudah kita kenali.
Perbedaan antara penyebaran efek Thorndike dengan generalisasi Pavlov. Penyebaran efek mengacu pada pengaruh penguatan terhadap respons. Untuk penyebaran efek, kedekatan adalah faktor penting. Generalisasi mendeskripsikan peningkatan kemampuan memproduksi CR oleh stimuliyang terkait dengan stimulus yang mendahului penguatan. Untuk generalisasi, kemiripanlah yang penting, bukan kedekatan.

Diskriminasi
Lawan dari generalisasi adalah discrimination (diskriminasi). Diskriminasi, mengacu pada tendensi untuk merespons sederetan stimuli yang amat terbatas atau hanya pada stimuli yang digunakan selama training saja. Diskriminasi dapat muncul melalui dua cara: training yang lebih lama dan penguatan diferensial.

Hubungan antara CS dan US
Dua pertimbangan umum tentang pengkondisian klasik. Pertama, tampaknya harus ada interval presentasi optimal antara CS dan US agar pengkondisian terjadi dengan cepat.
Sejumlah peneliti menemukan bahwa jika CS datang setengah detik sebelum US, akan terjadi pengkondisian yang paling efisien. Prosedur yang paling umum adalah mendatangkan CS dan mempertahankanya sampai US datang. Jika waktu antara kedua kejadian itu lebih lama atau kurang dari 0,5 detik, pengkondisian akan relatif terjadi.
Namun penjelasan ini mesti dilihat sebagai penyederhanaan, sebab interval waktu optimal antara permulaan CS dan permulaan US agar pengkondisian terjadi akan bergantung pada banyak faktor, dan ini masih menjadi subjek dari banyak riset. CS yang disajikan setelah US adlah sama informatifnya dengan CS yang disajikan sebelum US, dan karenanya pengkondisian ke belakang adalah mustahil dan juga, dalam situasi tertentu, akan lebih mudah untuk menciptakan pengkondisian ke depan.

KONSEP TEORITIS UTAMA
Eksitasi ( Kegairahan) dan Hambatan
Menurut Pavlov, dua proses dasar yang mengatur semua aktivitas sistem syaraf sentral adalah excitation (eksitasi) dan inhibition (hambatan). Pavlov berspekulasi, bahwa setiap kejadian di lingkungan berhubungan dengan beberapa titik di otak dan saat kejadian ini dialami, ia cenderung menggairahkan atau menghambat aktivitas otak. Pola eksitasi dan hambatan yang menjadi karakteristik otak ini oleh Pavlov disebut cortical mosaic (mosaik kortikal).

Steorotip Dinamis
Kejadian lingkungan tertentu cenderung diikuti oleh kejadian lingkungan lainya, dan selama hubungan ini terus terjadi, asosiasi antara keduanya pada level neural akan menguat. (Perhatikan kemiripan dengan pemikiran Thorndike tentang efek dari latihan terhadap ikatan neural). Jika lingkungan berubah cepat, jalur neural baru harus dibentuk, dan itu bukan tugas mudah.

Iradiasi dan Konsentrasi
Pavlov menggunakan istilah analyser untuk mendeskripsikan jalur dari satu reseptor indrawi ke area otak tertentu. Suatu analyser terdiri dari reseptor indrawi, jalur sensoris dari reseptor ke otak, dan area otak yang diproyeksikan oleh aktivitas sensoris. Informasi sensoris (indrawi) yang diproyeksikan (diteruskan) ke beberapa area otak akan menimbulkan eksitasi di area itu. Pada awalnya terjadi irradiation of excitation (iradiasi eksitasi); dengan kata lain eksitasi ini akan meluber ke area otak lain didekatnya. Ini adalah proses yang dipakai Pavlov untuk menjelaskan generalisasi.
Pavlov juga menemukan bahwa konsentrasi, sebuah proses yang berlawanan dengan iradiasi, mengatur eksitasi dan hambatan. Dalam situasi tertentu baik itu eksitasi maupun hambatan dikonsentrasikan kepada area spesifik otak. Proses radiasi ini dipakai untuk menjelaskan generalisasi, sedangkan proses konsentrasi dipakai untuk menjelaskan diskriminasi.

Pengkondisian Eksitatoris dan Inhibitoris
Pavlov mengidentifikasi dua tipe umum dari pengkondisian yang berasal langsung dari diskusi diatas. Yang pertama, excitatory conditioning, akan tampak ketika pasangan CS-US menimbulkan suatu respons. Conditioned Inhibition tampak ketika training CS menghambat atau menekan suatu respons.
External Inhibtion (hambatan eksternal) adalah istilah yang dipakai Pavlov untuk mendeskripsikan efek disruktif yang terjadi ketika stimulus baru disajikan bersama dengan CS yang sudah ada. Jika kita memasangkan satu stimulus baru dengan penghambatan yang dikondisikan, penghambat akan gagal untuk menghambat.

Ringkasan Pandangan Pavlov tentang Fungsi Otak.
Pavlov memandang otak sebagai semacam mosaik titik-titik eksitasi dan hambatan. Setiap poin di otak berhubungan dengan satu kejadian environmental. Berdasarkan pada apa yang dialami pada suatu saat, pola eksitasi dan hambatan yang berbeda akan muncul di otak dan pola itu akan menentukan perilaku. Beberapa hubungan di oatak adalah antara stimuli yang tidak dikondisikan dengan respons yang terkait. Yang disebut pertama adalah permanen, dan yang disebut belakangan adalah temporer dan bervariasi sesuai kondisi lingkungan.
Reflex Orienting yang disebut dalam kutipan diatas adalah tendensi organisme untuk memperhatikan atau mengeksplorasi stimuli baru yang muncul di dalam lingkungan mereka.


Sistem Sinyal pertama dan kedua
Sebelum Pavlov, psikolog dan fisiolog memfokuskan diri pada respons refleksif yang dimunculkan oleh kondisi yang menstimulasi saat ini atau pada bagaimana memori masa lalu akan memengaruhi perilakunya.
Pavlov menyebut stimuli yang memberi sinyal kejadian yang pentigna secara biologis (CS) ini sebagai first signal system (sinyal sistem pertama) atau “sinyal realitas pertama.” Manusia juga menggunakan bahasa yang terdiri dari simbol-simbol realitas. Proses yang kita lakukan untuk mengembangkan rekasi terhadap lingkungan adalah sama dengan proses yang kita gunakan untuk bereaksi terhadap kata atau pikiran.

PERBANDINGAN ANTARA PENGKONDISIAN KLASIK DAN INSTRUMENTAL
Jenis pengkondisian yang dipelajari Thorndike kini dinamakan pengkondisian instrumental karena respons yang diamati adalah amat penting (bersifat instrumental) untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan (penguatan). Pengkondisian instrumental, setiap respons yang menghasilkan penguatan akan diulangi, dan penguat adalah sesuatu yang diinginkan oleh hewan.
Fungsi penguatan juga berbeda untuk pegnkondisian klasik dan instrumental. Untuk pengkondisian instrumental, penguatan dihadirkan kepada hewan setelah respons dibuat. Untuk pengkondisian klasik, penguat (US) disajikan untuk menimbulkan respons.
Perlu dicatat bahwa adalah mustahil memisahkan pengkondisian klasik dan instrumental secara total.

LEARNED HELPLESSNESS
Fenomena Learned Helplessness ini ditemukan dibanyak spesies hewan, juga pada manusia, dengan menggunakan US aversif dan yang lainnya. Gejala Learned Helplessness ini antara lain keengganaan untuk melakukan suatu tindakan untuk mempertahankan penguatan atau untuk menghindari hukuman, sikap pasif, menarik diri, takut, depresi, dan kepasrahan untuk menerima apapun yang akan terjadi.
Seligman (1975) telah menunjukkan bahwa Learned Helplessness pada manusia mungkin dialami sebagai depresi dan mungkin menjadi ciri khas dari individu yang selalu gagal dalam kehidupannya sehingga mereka menjadi putus asa dan akhirnya menyerah begitu saja.

EKSPERIMEN JOHN B. WATSON DENGAN LITTLE ALBERT
Watson adalah determinis environmental radikal. Dia percaya bahwa kita semua sejak lahir telah dilengkapi dengan sedikit gerak refleks dan sedikit emosi dasar, dan melalui pengkondisian klasik refleks ini dipasangkan dengan berbagai macam stimuli. Menurut Watson, emosi manusia adalah produk dari warisan dan pengalaman. Menurut Watson, kita mewarisi tiga emosi dasar yaitu rasa takut, marah, dan cinta. Menurut Watson, personalitas (kepribadian) adalah kumpulan dari refleks yang dikondisikan.
Seligman mengatakan bahwa karena hewan memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya, maka manusia secara biologis bersiap untuk mencurigainya dan karenanya lebih mudah belajar takut dan atau menghindarinya.
Menghilangkan rasa takut yang dikondisikan. Watson telah menunjukan bahwa emosi bawaan, seperti rasa takut, dapat “ditransfer” ke stimuli yang sebelumnya tidak menimbulkan rasa takut, dan mekanisme transfer itu adalah pengkondisian klasik.

APLIKASI LANJUTAN DARI PENGKONDISIAN KLASIK UNTUK PSIKOLOGI KLINIS
Extinction (pelenyapan). Praktik klinik berbasis pengkondisian klasik mengasumsikan bahwa karena gangguan perilaku atau kebiasaan buruk adalah hasil dari belajar, maka perilaku itu bisa dibuang atau diganti dengan perilaku yang lebih positif.
Counter conditioning. Prosedur yang lebih kuat ketimbang pelenyapan sederhana adalah counter conditioning. Dalam counter conditioning, CS dipasangkan dengan US awal.
Flooding. Problem utama dalam menangani fobia adalah fakta bahwa individu megnhindari pengalaman yang menakutkan. Karena pelenyapan adalah proses aktif (CS harus dihadirkan dan tidak diikuti dengan US), usaha menghindari stimuli yang menimbulkan rasa takut justru akan mencegah terjadinya pelenyapan.
Desensitisasi sistematis. Salah satu usaha paling menyeluruh untuk mengaplikasikan prinsip pengkondisian klasik ke psikoterapi dilakukan oleh
Joseph Wolpe (1958), yang mengembangkan teknik terapi yang disebut sebagai systematic desensitization. Teknik Wolpe, yang dipakai terutama untuk menangani klien yang menderita fobia, menggunakan tiga fase. Fase pertama adalah menyusunanxiety hierarchy (hierarki kecemasan), dilakukan dengan melakukan sederatan hal yang menimbulkan dan kemudian mengurutkannya mulai dari hal menimbulkan kecemasan paling besar ke yang paling kecil.

APLIKASI PENGKONDISIAN KLASIK UNTUK PENGOBATAN
Periset terus meneliti respons kekebalan yang dikondisikan untuk meningkatkan pemahaman tentang komunikasi antara sistem indra dan saraf dengan sistem kekebalan, dan untuk memahami bagaimana jenis pengkondisian klasik yang unik bisa terjadi (Hiramoto et al.,1997). Di masa mendatang para ahli psikoneuroimunology berharap bisa menjelaskan secara detail bagaimana pengkondisian dapat membantu pasien yang mengalami gangguan kekebalan tubuh seperti lupus atau tipe arthritis tertentu, untuk membantu mencegah penolakan jaringan pasien yang menjalani operasi transplantasi, atau mungkin untuk membangkitkan sistem kekebalan pada pasien kangker dan HIV atau AIDS (Ader, 2001, 2003; Bovbjerg, 2003).

PENDAPAT PAVLOV TENTANG PENDIDIKAN
Prinsip Pavlovian sulit di aplikasikan ke pendidikan kelas, meskipun prinsip itu ada. Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa setiap kali kejadian netral dipasangkan dengan kejadian bermakna, akan terjadi pengkondisian klasik; jelas, penyandingan seperti ini selalu ada disetiap waktu.
Prinsip pengkondisian klasik dapat dipakai dalam program pendidikan teknik Pavlovian dipakai untuk memodifikasi perilaku, situasi nya tampak menyerupai brainwashing ketimbang pendidikan. Contoh dari prinsip Pavlovian yang digunakan untuk memodifikasi sikap adalah iklan televisi.
Modifikasi sikap dan emosi terhadap belajar berdasarkan pengkondisian klasik harus dilakukan dengan hati-hati agar mendapat program pendidikan yang benar-benar efektif.

EVALUASI TEORI PAVLOV
Kontribusi
Dalam sejarah teori belajar, Pavlov menciptakan teori pertama tentang belajar antisipasi. Pembahasannya mengenai CS sebagai sinyal adalah unik apabila dibandingkan dengan teoritisi belajar lain yang memperlakukan stimuli sebagai kejadian kasual  dalam koneksi S-R atau sebagai kejadian penguatan yang mengikuti respons. Teoritisi selain Pavlov kini banyak menggunakan unik antisipatoris fundamental tersebut.

Kritik
Sebagaimana kita bisa mengkritik pendapat Thorndike, Watson atau teoritisi S-R lainnya yang memandang belajar secara mekanistik, kita juga dapat memberikan kritik serupa terhadap teori Pavlov. Barangkali pengaruh Pavlov akan lebih besar jika dia benar-benar mau mengkaji proses belajar.

0 komentar:

Posting Komentar