RINGKASAN
Judul Buku : Theories of Lerning, 7th edition
Pengarang : B.R.
Hergenhahn, Matthew H. Olson
DIMAS PANDHU NARASANDI
5101413030
nuanza-ok.blogspot.com
|
Bab 7
Ivan Petrovich Pavlov
P
|
(Gb. Anjing dengan esopagheal dan cairan perut. Susunan
seperti ini memungkinkan anjing diberi makan, namun mkann tidak akan mencapai
perut.)
Melalui
Pavlov, kita melihat pentingnya penemuan tidak sengaja, atau penemuan
aksidental, dalam ilmu pengetahuan. Metode studi pencernaan Pavlov, menggunakan
cara pembedahan pada anjing yang memungkinkan cairan perut mengalir melalui
sesuatu hiliran (fistula) keluar dari
tubuh, dan cairan itu ditampung.
Pavlov
memulai karier keduanya dengan mendalami studi refleks psikis pada usia 50
tahun, sedangkan dia mengawali karier ketiganya dengan mendalami studi aplikasi
karyanya pada pengkondisian penyakit mental pada usia 80 tahun. Studi ini
diwujudkan dalam bentuk buku berjudul Conditioned
Reflexes and Psychiatry (1941), yang oleh banyak orang dianggap memberikan
kontribusi yang signifikan untuk psychiatry.
Thorndike
menggabungkan asosiationisme, Darwinisme, dan ilmu eksperimental, Thorndike
menyajikan psikologi objektif terbaik di Amerika saat itu. Dia adalah bagian
penting dari gerakan fungsionalis, yang merupakan salah satu gerakan psikologi
utama di Amerika. Dibawah pengaruh Darwin, perhatian utama dan fungsionalis
adalah soal survival, yang tentu saja menyangkut adaptasi terhadap lingkungan.
OBSERVASI EMPIRIS
Perkembangan Refleks yang Dikondisikan
Istilah pengkondisian Pavlovian dan pengkondisian klasik
adalah sama. Unsur yang dibutuhkan untuk melahirkan pengkondisian Pavlovian
atau klasik adalah:
1)
Unconditioned
Stimulus / US (stimulus yang tak dikondisikan), yang menimbulkan
respons alamiah atau otomatis dari organisme;
2)
Unconditioned
Response/ UR (respon yang tidak dikondisikan), yang merupakan
respons alamiah dan otomatis yang disebabkan oleh US
3)
Conditioned Stimulus / CS (stimulus yang dikondisikan),
yang merupakan stimulus netral karena ia tidak menimbulkan respons alamiah atau
otomatis pada organisme.
Pavlov berpendapat bahwa UR dan CR
selalu merupakan jenis respons yang sama; jika UR adalah keluarnya liur, maka
CR juga keluarnya liur. Namun, besarnya CR selalu lebih sedikit ketimbang UR.
Pavlov, yang mengukur besaran respons dengan menghitung tetsan air liur,
menemukan bahwa US menimbulkan lebih banyak tetsan air liur ketimbang CS.
Pelenyapan
Eksperimental
Pelenyapan terjadi ketika CS disajikan
kepada organisme tanpa diikuti dengan penguatan. Dalam studi pengkondisian
klasik, penguatan adalah US.
Pemulihan
Spontan
Beberapa waktu setelah pelenyapan, jika
CS sekali lagi dihadirkan, maka CR akan dipulihkan secara spontan (spontaneous recovery).
Pengkondisian
Tingkat Tinggi
Mari kita
pasangkan, kedipan cahaya (CS), dengan penyajian makanan (US). Makanan akan
menyebabkan hewan mengeluarkan liur, dan setelah CS dan US beberapa kali
dipasangkan, maka penyajian cahaya saja akan menyebabkan hewan akan
mengeluarkan liur. Keluarnya air liur setelah ada kedipan cahaya, tentu saja
adalah respons yang dikondisikan.
Sekarang cahaya itu sudah menimbulkan
air liur, dan ia dapat dipasangkan lagi dengan CS kedua, misalnya suara
dengungan. Setelah beberapa kali dipasangkan, suara saja sudah menyebabkan
hewan mengeluarkan liur. Ini dinamakan pengkondisian tingkat kedua. Properti
penguat sekunder dipakai untuk mengkondisikan respon terhadap stimulus baru. CS
ini dinamakan secondary reinforcer
(penguat sekunder). US dinamakan
primary reinforcer (penguat primer). Melalui pemasangannya dengan cahaya, suara
dengung menjadi penguat sekunder, dan karenanya dapat dipakai untuk
mengkondisikan respons ke simulus baru, nada 2.000-cps. Ini adalah
pengkondisian tingkat ketiga. Pengkondisian tingkat kedua dan ketiga ini dinamakan
higher-order conditioning
(pengkondisian tingkat tinggi).
Generalisasi
Untuk mengilustrasikan generalization (generalisasi), kita
kembali ke prosedur pengkondisian dasar. Ada hubungan konsep generalisasi
Pavlov dengan penjelasan transfer training dari Thorndike. Generalisasi dan
transfer menjelaskan bahwa kita dapat memberikan reaksi yang telah dipelajar
untuk situasi yang belum pernah kita jumpai sebelumnya; yakni kita merespons
situasi baru seperti ketika kita merespons situasi yang serupa yang sudah kita
kenali.
Perbedaan antara penyebaran efek
Thorndike dengan generalisasi Pavlov. Penyebaran efek mengacu pada pengaruh
penguatan terhadap respons. Untuk penyebaran efek, kedekatan adalah faktor
penting. Generalisasi mendeskripsikan peningkatan kemampuan memproduksi CR oleh
stimuliyang terkait dengan stimulus yang mendahului penguatan. Untuk
generalisasi, kemiripanlah yang penting, bukan kedekatan.
Diskriminasi
Lawan dari generalisasi adalah discrimination (diskriminasi).
Diskriminasi, mengacu pada tendensi untuk merespons sederetan stimuli yang amat
terbatas atau hanya pada stimuli yang digunakan selama training saja.
Diskriminasi dapat muncul melalui dua cara: training yang lebih lama dan
penguatan diferensial.
Hubungan
antara CS dan US
Dua pertimbangan umum tentang
pengkondisian klasik. Pertama, tampaknya harus ada interval presentasi optimal
antara CS dan US agar pengkondisian terjadi dengan cepat.
Sejumlah peneliti menemukan bahwa jika
CS datang setengah detik sebelum US, akan terjadi pengkondisian yang paling
efisien. Prosedur yang paling umum adalah mendatangkan CS dan mempertahankanya
sampai US datang. Jika waktu antara kedua kejadian itu lebih lama atau kurang
dari 0,5 detik, pengkondisian akan relatif terjadi.
Namun penjelasan ini mesti dilihat
sebagai penyederhanaan, sebab interval waktu optimal antara permulaan CS dan
permulaan US agar pengkondisian terjadi akan bergantung pada banyak faktor, dan
ini masih menjadi subjek dari banyak riset. CS yang disajikan setelah US adlah
sama informatifnya dengan CS yang disajikan sebelum US, dan karenanya
pengkondisian ke belakang adalah mustahil dan juga, dalam situasi tertentu,
akan lebih mudah untuk menciptakan pengkondisian ke depan.
KONSEP
TEORITIS UTAMA
Eksitasi ( Kegairahan) dan Hambatan
Menurut Pavlov, dua proses dasar yang mengatur semua
aktivitas sistem syaraf sentral adalah excitation
(eksitasi) dan inhibition (hambatan).
Pavlov berspekulasi, bahwa setiap kejadian di lingkungan berhubungan dengan
beberapa titik di otak dan saat kejadian ini dialami, ia cenderung
menggairahkan atau menghambat aktivitas otak. Pola eksitasi dan hambatan yang
menjadi karakteristik otak ini oleh Pavlov disebut cortical mosaic (mosaik kortikal).
Steorotip
Dinamis
Kejadian lingkungan tertentu cenderung
diikuti oleh kejadian lingkungan lainya, dan selama hubungan ini terus terjadi,
asosiasi antara keduanya pada level neural akan menguat. (Perhatikan kemiripan
dengan pemikiran Thorndike tentang efek dari latihan terhadap ikatan neural).
Jika lingkungan berubah cepat, jalur neural baru harus dibentuk, dan itu bukan
tugas mudah.
Iradiasi
dan Konsentrasi
Pavlov
menggunakan istilah analyser untuk
mendeskripsikan jalur dari satu reseptor indrawi ke area otak tertentu. Suatu
analyser terdiri dari reseptor indrawi, jalur sensoris dari reseptor ke otak,
dan area otak yang diproyeksikan oleh aktivitas sensoris. Informasi sensoris (indrawi) yang diproyeksikan
(diteruskan) ke beberapa area otak akan menimbulkan eksitasi di area itu. Pada
awalnya terjadi irradiation of excitation
(iradiasi eksitasi); dengan kata lain eksitasi ini akan meluber ke area otak
lain didekatnya. Ini adalah proses yang dipakai Pavlov untuk menjelaskan
generalisasi.
Pavlov juga menemukan bahwa
konsentrasi, sebuah proses yang berlawanan dengan iradiasi, mengatur eksitasi
dan hambatan. Dalam situasi tertentu baik itu eksitasi maupun hambatan
dikonsentrasikan kepada area spesifik otak. Proses radiasi ini dipakai untuk
menjelaskan generalisasi, sedangkan proses konsentrasi dipakai untuk
menjelaskan diskriminasi.
Pengkondisian
Eksitatoris dan Inhibitoris
Pavlov mengidentifikasi dua tipe umum
dari pengkondisian yang berasal langsung dari diskusi diatas. Yang pertama, excitatory conditioning, akan tampak
ketika pasangan CS-US menimbulkan suatu respons. Conditioned Inhibition tampak ketika training CS menghambat atau
menekan suatu respons.
External
Inhibtion (hambatan eksternal) adalah istilah yang dipakai Pavlov
untuk mendeskripsikan efek disruktif yang terjadi ketika stimulus baru
disajikan bersama dengan CS yang sudah ada. Jika kita memasangkan satu stimulus
baru dengan penghambatan yang dikondisikan, penghambat akan gagal untuk
menghambat.
Ringkasan
Pandangan Pavlov tentang Fungsi Otak.
Pavlov memandang otak sebagai semacam
mosaik titik-titik eksitasi dan hambatan. Setiap poin di otak berhubungan
dengan satu kejadian environmental. Berdasarkan pada apa yang dialami pada
suatu saat, pola eksitasi dan hambatan yang berbeda akan muncul di otak dan
pola itu akan menentukan perilaku. Beberapa hubungan di oatak adalah antara
stimuli yang tidak dikondisikan dengan respons yang terkait. Yang disebut
pertama adalah permanen, dan yang disebut belakangan adalah temporer dan
bervariasi sesuai kondisi lingkungan.
Reflex
Orienting yang disebut dalam kutipan diatas adalah tendensi organisme
untuk memperhatikan atau mengeksplorasi stimuli baru yang muncul di dalam
lingkungan mereka.
Sistem Sinyal pertama dan kedua
Sebelum Pavlov, psikolog dan fisiolog memfokuskan
diri pada respons refleksif yang dimunculkan oleh kondisi yang menstimulasi
saat ini atau pada bagaimana memori masa lalu akan memengaruhi perilakunya.
Pavlov menyebut stimuli yang memberi
sinyal kejadian yang pentigna secara biologis (CS) ini sebagai first signal
system (sinyal sistem pertama) atau “sinyal realitas pertama.” Manusia juga
menggunakan bahasa yang terdiri dari simbol-simbol realitas. Proses yang kita
lakukan untuk mengembangkan rekasi terhadap lingkungan adalah sama dengan
proses yang kita gunakan untuk bereaksi terhadap kata atau pikiran.
PERBANDINGAN ANTARA PENGKONDISIAN KLASIK DAN INSTRUMENTAL
Jenis pengkondisian yang dipelajari
Thorndike kini dinamakan pengkondisian instrumental karena respons yang diamati
adalah amat penting (bersifat instrumental) untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan (penguatan). Pengkondisian instrumental, setiap respons yang
menghasilkan penguatan akan diulangi, dan penguat adalah sesuatu yang
diinginkan oleh hewan.
Fungsi penguatan juga berbeda untuk pegnkondisian
klasik dan instrumental. Untuk pengkondisian instrumental, penguatan dihadirkan
kepada hewan setelah respons dibuat. Untuk pengkondisian klasik, penguat (US)
disajikan untuk menimbulkan respons.
Perlu dicatat bahwa adalah mustahil
memisahkan pengkondisian klasik dan instrumental secara total.
LEARNED
HELPLESSNESS
Fenomena Learned Helplessness ini ditemukan dibanyak spesies hewan, juga
pada manusia, dengan menggunakan US aversif dan yang lainnya. Gejala Learned Helplessness ini antara lain keengganaan
untuk melakukan suatu tindakan untuk mempertahankan penguatan atau untuk
menghindari hukuman, sikap pasif, menarik diri, takut, depresi, dan kepasrahan
untuk menerima apapun yang akan terjadi.
Seligman (1975) telah menunjukkan bahwa
Learned Helplessness pada manusia
mungkin dialami sebagai depresi dan mungkin menjadi ciri khas dari individu
yang selalu gagal dalam kehidupannya sehingga mereka menjadi putus asa dan
akhirnya menyerah begitu saja.
EKSPERIMEN JOHN B. WATSON DENGAN LITTLE ALBERT
Watson adalah determinis environmental
radikal. Dia percaya bahwa kita semua sejak lahir telah dilengkapi dengan
sedikit gerak refleks dan sedikit emosi dasar, dan melalui pengkondisian klasik
refleks ini dipasangkan dengan berbagai macam stimuli. Menurut Watson, emosi
manusia adalah produk dari warisan dan pengalaman. Menurut Watson, kita
mewarisi tiga emosi dasar yaitu rasa takut, marah, dan cinta. Menurut Watson,
personalitas (kepribadian) adalah kumpulan dari refleks yang dikondisikan.
Seligman mengatakan bahwa karena hewan
memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya, maka manusia secara biologis bersiap
untuk mencurigainya dan karenanya lebih mudah belajar takut dan atau
menghindarinya.
Menghilangkan rasa takut yang
dikondisikan. Watson telah menunjukan bahwa emosi bawaan, seperti rasa takut,
dapat “ditransfer” ke stimuli yang sebelumnya tidak menimbulkan rasa takut, dan
mekanisme transfer itu adalah pengkondisian klasik.
APLIKASI LANJUTAN DARI PENGKONDISIAN KLASIK UNTUK PSIKOLOGI
KLINIS
Extinction
(pelenyapan). Praktik klinik berbasis pengkondisian klasik mengasumsikan bahwa
karena gangguan perilaku atau kebiasaan buruk adalah hasil dari belajar, maka
perilaku itu bisa dibuang atau diganti dengan perilaku yang lebih positif.
Counter
conditioning. Prosedur yang lebih kuat ketimbang pelenyapan sederhana
adalah counter conditioning. Dalam counter conditioning, CS dipasangkan dengan
US awal.
Flooding. Problem
utama dalam menangani fobia adalah fakta bahwa individu megnhindari pengalaman
yang menakutkan. Karena pelenyapan adalah proses aktif (CS harus dihadirkan dan
tidak diikuti dengan US), usaha menghindari stimuli yang menimbulkan rasa takut
justru akan mencegah terjadinya pelenyapan.
Desensitisasi sistematis. Salah satu
usaha paling menyeluruh untuk mengaplikasikan prinsip pengkondisian klasik ke
psikoterapi dilakukan oleh
Joseph Wolpe (1958), yang mengembangkan
teknik terapi yang disebut sebagai systematic
desensitization. Teknik Wolpe, yang dipakai terutama untuk menangani klien
yang menderita fobia, menggunakan tiga fase. Fase pertama adalah menyusunanxiety hierarchy (hierarki kecemasan),
dilakukan dengan melakukan sederatan hal yang menimbulkan dan kemudian
mengurutkannya mulai dari hal menimbulkan kecemasan paling besar ke yang paling
kecil.
APLIKASI PENGKONDISIAN KLASIK UNTUK PENGOBATAN
Periset terus meneliti respons
kekebalan yang dikondisikan untuk meningkatkan pemahaman tentang komunikasi
antara sistem indra dan saraf dengan sistem kekebalan, dan untuk memahami
bagaimana jenis pengkondisian klasik yang unik bisa terjadi (Hiramoto et
al.,1997). Di masa mendatang para ahli psikoneuroimunology berharap bisa
menjelaskan secara detail bagaimana pengkondisian dapat membantu pasien yang
mengalami gangguan kekebalan tubuh seperti lupus atau tipe arthritis tertentu,
untuk membantu mencegah penolakan jaringan pasien yang menjalani operasi
transplantasi, atau mungkin untuk membangkitkan sistem kekebalan pada pasien
kangker dan HIV atau AIDS (Ader, 2001, 2003; Bovbjerg, 2003).
PENDAPAT PAVLOV TENTANG PENDIDIKAN
Prinsip Pavlovian sulit di aplikasikan
ke pendidikan kelas, meskipun prinsip itu ada. Secara umum, kita dapat
mengatakan bahwa setiap kali kejadian netral dipasangkan dengan kejadian
bermakna, akan terjadi pengkondisian klasik; jelas, penyandingan seperti ini
selalu ada disetiap waktu.
Prinsip pengkondisian klasik dapat
dipakai dalam program pendidikan teknik Pavlovian dipakai untuk memodifikasi
perilaku, situasi nya tampak menyerupai brainwashing
ketimbang pendidikan. Contoh dari prinsip Pavlovian yang digunakan untuk
memodifikasi sikap adalah iklan televisi.
Modifikasi sikap dan emosi terhadap
belajar berdasarkan pengkondisian klasik harus dilakukan dengan hati-hati agar
mendapat program pendidikan yang benar-benar efektif.
EVALUASI
TEORI PAVLOV
Kontribusi
Dalam sejarah teori belajar, Pavlov
menciptakan teori pertama tentang belajar antisipasi. Pembahasannya mengenai CS
sebagai sinyal adalah unik apabila dibandingkan dengan teoritisi belajar lain
yang memperlakukan stimuli sebagai kejadian kasual dalam koneksi S-R atau sebagai kejadian
penguatan yang mengikuti respons. Teoritisi selain Pavlov kini banyak
menggunakan unik antisipatoris
fundamental tersebut.
Kritik
Sebagaimana kita bisa mengkritik
pendapat Thorndike, Watson atau teoritisi S-R lainnya yang memandang belajar
secara mekanistik, kita juga dapat memberikan kritik serupa terhadap teori
Pavlov. Barangkali pengaruh Pavlov akan lebih besar jika dia benar-benar mau
mengkaji proses belajar.
0 komentar:
Posting Komentar