Judul Buku : Theories of Lerning, 7th edition
Pengarang : B.R.
Hergenhahn, Matthew H. Olson
|
Bab 1
B
|
elajar
(learning) adalah salah satu topik
paling penting didalam psikologi dewasa ini, namun konsepnya sulit untuk
didefinisikan. American Heritage
Dictionary mendefinisikannya sebagai berikut: “To gain knowledge, comprehension, or mastery through experience or
study”(Untuk mendapatkan pengetahuan,pemahaman,atau penguasaan melalui
pengalaman studi). Definisi yang paling populer adalah definisi yang
dikemukakan oleh Kimble (1961), yang ,mendefinisikan belajar sebagai perubahan
yang relatif permanen didalambehavioral potentiality (potensi behavioral) yang
terjadi sebagai akibat dari reinforced
practice (praktik yang diperkuat).
Belajar
diukur berdasarkan perubahan dalam perilaku; dengan kata lain, hasil dari
belajar harus selalu diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakan yang dapat
di amati. Perubahan behavioral ini relatif permanen; artinya, hanya sementara
dan tidak menetap. Perubahan perilakuitu tidak selalu terjadi secara langsung
setelah proses belajar selesai. Perubahan perilaku (atau potensi behavioral)
berasal dari pengalaman atau praktik (latihan). Pengalaman atau praktik harus
diperkuat; artinya, hanyarespons-respons yang menyebabkan penguatanlah yang
akan harus dipelajari. Dalam karya Pavlov; suatu penguat (reinforcer) didefinisikan sebagai unconditioned stimulus, yakni setiap stimulus yang menimbulkan
reaksi alamiah dan otomatis dari suatu organisme. Stimuli seperti larutan asam
atau sentrum listrik tak jarang dipakai sebagai Unconditional Stimuli. Stimuli ini bisa disebut sebagai penguat,
namun sulit untuk dianggap sebagai imbalan, jikaimbalan itu dianggap sebagai
sesuatu yang diinginkan. Penganut Skinnerian juga tidak mau menyamakan penguat
dengan imbalan. Menurut mereka, penguat akan memperkuat setiap perilaku yang
secara langsung mendahui kejadian
penguat. Sebaliknya, imbalan biasanya dianggap sebagai sesuatuyang diberikan atau
diterima hanya untuk prestasi yang layak pencapaianya membutuhkan waktu dan
energi, atau diberikan untuk tindakan yang dianggap diinginkan oleh masyarakat.
Jadi menurut penganut Skinnerian, penguat akan memperkuat perilaku, namun
imbalan tidak.
APAKAH BELAJAR PASTI MENGHASILKANPERUBAHAN PERILAKU ?
Sebuah ilmu pengetahuan atau sains membutuhkan pokok
persoalan yang dapat diamati, dapat diukur, dan dalam ilmu psikologi, pokok
persoalan ini adalah perilaku. Kebanyakan teori belajar yang dibahas di buku
ini sepakat bahwa proses belajar tidak bisa dipelajari secara langsung; hakikat
dari belajar hanya dapat disimpulkan dari perubahan perilaku B.F. Skinner
adalah satu-satu nya teoritisi yang berbeda pendapat dalam hal ini. Menurut Skinner, perubahan
perilaku merupakan proses belajar itu sendiri dan tak perlu lagi ada proses
lain yang harus disimpulkan. Teoritisi lain mengatakan bahwa perubahan perilaku
berasal dari proses belajar.
Kebanyakan
teoritisi belajar memandang belajar sebagai sebuah proses yang memperantai
perilaku. Menurut mereka, belajar adalah sesuatu yang terjadi sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan
mendahului perubahan perilaku. Dalam kerangka definisi, belajar ditempatkan
sebagai variabel pengintervensi (intervening)
atau variabel perantara. Variabel perantara ini adalah proses teoritis yang
diasumsikan terjadi di antara stimuli dan respons yang diamati. Variabel independen (variabel bebas)
menyebabkan perubahan dalam variabel peranta (proses belajar), yang pada
giliranya akan menimbulkan perubahan dalam variabel independen (variabel
terikat) (perilaku).
Seberapa Permanenkah Relatif Permanen itu ?
Disini kita mendapati setidaknya dua macam problem. Pertama,
seberapa lamakah perubahan perilaku harus bertahan sebelum kita mengatakan
bahwa proses belajar telah kelihatan
hasilnya? Keadaan temporer dan proses belajar akan memodifikasi perilaku,
tetapi lewat belajar itulah modifikasi tesebut akan relatif lebih permanen.
Namun, durasi modifikasi yang muncul dari belajar atau keadaan tubuh yang temporer itu tidak bisa
ditemukan secara pasti.
Sejumlah psikolog
mengarahkan perhatiannya pada fenomena yang disebut short-term memory ( memori jangka pendek), bahwa jika informasi
yang asing, seperti kata-kata yang tak bisa dipahami, diberikan kepada
seseorang dalam suatu percobaan dimana informasi itu tidak diulang-ulang, orang
itu akan mengingat kata-kata itu secara hampir sempurna selama sekitar tiga
detik saja. Tetapi dalam waktu 15 detik selanjutnya , ingatan mereka turun
hingga hampir ke titik nol atau lupa sama sekali ( Murdock, 1961 ; Peterson
& peterson, 1959).
Penerimaan
kualifikasi “relatif permanen” dalam definisi belajar juga akan menentukan
apakah proses senzitization
(sensitisitas) dan habituation (habituasi) diterima sebagai contoh dari
belajar. Sensitisitas adalah proses dimana suatu organisme menjadi lebih
responsif tehadap aspek tertentu dari lingkunganya. Misalnya, suatu organisme
yang biasanya mungkin tidak merespons cahaya atau suara tertentu mungkin akan
menjadi meresponsnya setelah menerima suatu kejutan (shock).
Habituasi
adalah proses dimana suatu organisme menjadi kurang responsif pada
lingkungannya. Misalnya, ada tendensi bagi suatu organisme untuk memerhatikan
stimuli atau rangsangan baru yang terjadi dilingkungannya. T
endensi ini
disebut refleks yang terarah.Contohnya adalah ketika anjing menengok ke sumber
suara yang tiba-tiba terjadi. Tetapi setelah memerhatikan suara itu, anjing
pada akhirnya akan mengabaikana suara tersebut (dengan asumsi bahwa suara itu
tidak memberi ancaman) dan tidak peduli lagi. Demikian pula, Sharpless dan
Jesper (1956) menemukan bahwa suatu nada, saat pertama diperdengarkan, akan
membangunkan kucing yang sedang tidur. Tetapi, setelah nada itu diperdengarkan
beberapa kali , nada itu kehilangan kemampuanya untuk membangunkan kucing. Kita
dapat mengatakan bahwa habituasi sudah terjadi.
Belajar dan Performa/Tindakan
Potensi untuk bertindak secara berbeda adalah berasal dari
belajar, meskipun perilakunya mungkin tak dipengaruhi dengan segera. Tipe
observasi ini menimbulkan pertanyaan penting mengenai perbedaan antara learning
(belajar) dan performance (performa/tindakan). Belajar merujuka pada
kemungkinan (potensi) perubahan perilaku, dan tindakan merujuk pada penerjemahan
potensi ini kedalam perilaku.
Mengapa Kita Mengacu pada Praktik atau Pengalaman?
Perilaku yang lebih baik sederhana adalah hasil dari
refleks. Sebuah reflex (refleks)
dapat didefinisikan sebagai respons yang tak dipelajari lebih dahulu atau
respons pembawaan internal dalam rangka bereaksi terhadap sekelompok stimuli
tertentu. Perilaku refleks ini jelas tidak perlu dipelajari lebih dahulu; ia
adalah karakteristik bawaan genetik dari organisme, bukan hasil dari
pengalaman.
Perilaku
yang kompleks adalah warisan genetis, maka perilaku akan disebut sebagai contoh
dari instinct (insting,naluri).
Perilaku naluriah antara lain aktivitas seperti membangun sarang, migrasi,
hibernasi, dan perilaku kawin.
Selama
beberapa waktu para psikolog menjelaskan pola perilaku yang kompleks ini dengan
menyebutnya sebagai insting atau naluriah. Istilah instingtif (instinctive) ditawarkan sebagai
penjelasan mengenai perilaku, kini kita cenderung menggunakan istilah perilaku
spesies-spesifik (Hinde & Tinbergen,1958) karena istilah itu lebih
deskriptif. Perilaku spesies-spesifik adalah pola perilaku yang kompleks yang
tak dipelajari lebih dahulu dan relatif tidak bisa dimodifikasi yang dilakukan
oleh binatang spesies tertentu.
Beberapa
contoh tampaknya menunujukkan perilaku kompleks yang jelas-jelas tidak
dipengaruhi oleh belajar. Misalnya, banyak spesies dari burung tekukur yang
meletakkan telurnya di sarang burung lain, dan anak tekukur dibesarkan oleh
induk angkatnya itu. Contoh lain dari apa yang tampak nya merupakan perilaku
yang tak dipelajari adalah tindakan tupai mengubur kacang yang sudah dilakukan
dari sejak masih bayi (Brown, 1965). Riset lain mengatakan bahwa beberapa
perilaku spesies-spesifik adalah dipelajari sekaligus bawaan (Hess,1958;
Lorenz,1952,1965,1970; Thorpe,1963).
Lorenz
misalnya, menemukan bahwa itik yang baru saja menetas akan mengikuti setiap
objek yang bergerak yang dikiranya sebagai induknya, asalkan objek itu
dihadirkan didepannya segera sesudah itik itu menetas. Pembentukan keterikatan
antara organisme dengan objek enviromental dinamakan imprinting (penanaman).
Imprinting ini diketahui hanya terjadi
pada satu critical period anak itu menguntit objek-objek lain. Kebiasaan
mengikuti suatu objek tampaknya tidak terbentuk melalui latihan berkali-kali.
Kebiasaan ini tampaknya dipelajari secara sempurna dalam satu kali latihan atau
percobaan (trial) saja.
Agar
perubahan perilaku bisa dikatan berkaitan dengan proses belajar, perubahan itu
harus relatif permanen dan harus berasal dari pengalaman. Jika stu organisme
melakukan satu pola tindakan yang kompleks, namun bukan berasal dari
pengalaman, maka tindakan itu tidak bisa dikatakan sebagai perilaku yang
dipelajari.
Apakah Belajar Berasal dari Jenis Pengalaman Spesifik?
Menurut
definisi Kimble (1961), belajar berasal dari praktik yang diperkuat. Dengan
kata lain, hanya perilaku yang diperkuat yang akan dipelajari
Definisi Belajar yang Dimodifikasi
Belajar adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang
relatif permanen yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary body states( keadaan tubuh
temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau
obat-obatan.Definisi ini mengingatkan kita bahwa pengalaman dapat menyebabkan
peristiwa yang bukan tindakan belajar yang bisa memodifikasi perilaku.
Keletihan adalah salah satu contohnya.
APAKAH ADA PERBEDAAAN ANTARA JENIS-JENIS BELAJAR?
Belajar adalah istilah umum yang digunakan untuk
mendeskripsikan perubahan potensi perilaku yang berasal dari pengalaman. Conditioning (pengkondisian,pensyaratan)
adalah istilah yang lebih spesifik yang dipakai untuk mendeskripsikan prosedur
aktual yang dapat memodifikasi perilaku. Ada dua jenis pengkondisian,
instrumental dan classical.
Pengkondisian Klasikal
1.
Sebuah stimulus, seperti makanan, disajikan kepada suatu
organisme dan akan menyebabkan reaksi natural dan otomatis, seperti keluarnya
air liur.
2.
Suatu stimulus netral (stimulus yang tidak menimbulkan air
liur), seperti suara atau cahaya, disajikan kepada organisme itu tepat sebelum
penyajian makanan.
3.
Setelah stimulus netral dan air liur dipasangkan beberapa
kali, dengan stimulus netral selalu mendahului air liur, kemudian disajikan stimulus
netral saja, dan organisme itu akan mengeluarkan air liur. Respons air liur
ini, yang sama dengan respons organisme tersebut terhadap air liur.
Pengkondisian Instrumental
Hubungan antara penguat dan perilaku organisme akan sangat
berbeda dalam pengkondisian instrumental.
Dalam pengkondisian instrumental, perilaku adalah “instrumental”(penting sekali) untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya, yakni penguat (reinforcer).
Percobaan
kecil yang dinamakan Skinner Box
(kotak skinner) sering digunakan untuk menunjukan pengkondisian instrumental (atau bentuk pengkondisian yang
mirip, yakni pengkondisian operan). Kotak itu adalah sangkar Plexiglas dengan
lantai yang berkisi-kisi yang dapat dialiri listrik dan sebuah pengungkit yang
jika ditekan akan mengaktifkan mekanisme pemberi makan yang akan memberi makan
kepada hewan yang ada di dalamnya.
Pengkondisian
pelarian dan penghindaran adalah jenis khusus dari pengkondisian instrumental.
Dalam escape conditioning
(pengkondisian pelarian), seekor tikus diletakkan dikotak Skinner dan kisi-kisi
listrik diaktifkan. Hewan itu harus melakukan beberapa respons, seperti
melompati sebuah palang kecil atau naik ke papan kecil untuk menghentikan
sengatan listrik.
Untuk
menunjukan avidance conditioning (pengkondisian penghindaran), kisi-kisi
listrik diaktifkan dengan interval, dengan sinyal, seperti cahaya, yang
dimaksudkan untuk memberi peringatan akan terjadinya arus listrik dalam waktu,
misalnya lima detik lagi. Tikus itu akan segera mengasosiasikan cahaya dengan
akan adanya sengatan listrik.
Gagne(1970)
mengangap bahwa adalah lebih realistis untuk mengasumsikan ada delapan jenis
tindak belajar. Pengkondisian sederhana
hanya menyediakanbasis untuk jenis belajar yang lebih maju. Meskipun
banyak teoritisi percaya bahwa perilaku yang kompleks pada dasarnya dapat
dipahami dalam term pengkondisian klasik atau instrumental, namun adapula yang
menentang pendapat ini.
BELAJAR DAN SURVIVAL
Selama perkembangan evolusi kita di masa lalu, tubuh kita
mengembangkan kapasitas untuk merespons secara otomatis beberapa kebutuhan
tertentu. Penyesuaian otomatis ini dinamakan homeostatic mechanism (mekanisme hemeostatis) karena fungsinya
dalah untuk menjaga keseimbangan fisiologis, atau hemeostatis.
Agar bisa
survive, suatu spesies harus memnuhi kebutuhan-kebutuhannya kan beberapa hal
seperti makanan, air, dan seks, dan ia harus berinteraksi dengan lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan itu. Tidak ada organisme yang akan bertahan hidup lama
jika dia tidak belajar tentang objek lingkungan mana yang bisa dipakai untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya, serta yang berbahaya dan mana yang aman.
Selain itu
organis me harus belajar tentang objek lingkungan mana yang positif(kondusif
untuk sirvival) dan mana yang negatif (yang membahayakan survival), dan mana
yang netral (yang tidak mempengaruhi survival).
UNTUK APA MENGKAJI PROSES BELAJAR ?
Pemahaman tentang proses belajar akan menambah pengetahuan
kita bukan hanya tentang perilaku normal dan perilaku adaptif tetapi juga
situasi yang menimbulkan perilaku maladaptif dan perilaku abnormal (tidak
normal). Salah satu atribut manusia yang terpenting adalah bahasa, dan tak
diragukan lagi bahwa perkembangan suatu bahasa terutama berasal dari belajar.
Ada juga
hubungan erat antara prinsip belajar dengan praktik pendidikan. Penggunaan
proses belajar terprogram, mesin pengajaran, dan instruksi dengan bantuan
komputer adalah tiga contoh dari bagaimana riset tentang proses belajar bisa
mempengaruhi praktik pengajaran. Tren terkini di dalam pendidikan Amerika yang
mengarah ke instruksi yang diindividualisasikan juga bisa dianggap sebagai hal
yang dipengaruhi oleh riset terhadap proses belajar. Kita bisa menyimpulkan
bahwa setelah pengetahuan kita tentang proses belajar semakin bertambah,
praktik pendidikan akan semakin efisien dan efektif.
0 komentar:
Posting Komentar